![Hasil gambar untuk kota solo](https://i0.wp.com/pergimulu.com/wp-content/uploads/2017/09/Solo-ini-juga-dikenal-denan-nama-Surakarta-via-@feriysetiawan.jpg?resize=800%2C515&ssl=1)
Berbicara mengenai Kota Solo atau Sala, yang biasa disebut juga Kota
Surakarta merupakan salah satu kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Solo dikenal dengan budaya jawa yang kental dan menjadi salah satu
pusat tradisi budaya jawa. Kejayaan Solo berlangsung sejjak abad ke-19. Jumlah
penduduk kota Solo sebanyak 503.421 jiwa (2010) dengan kepadatan penduduk
13.636/km2 dan luas kota 44 km2. Jika wilayah penyangga
Kota Surakarta digabungkan secara keseluruha seperti Surakarta, Kartasura.
Colomadu, Baki, Grogol, palur, maka luasnya adalah 130 km2 da
penduduknya berjumlah 850.000 jiwa. Sebelah Timur dan Barat kota Solo berbatasan
dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. Sebelah Utara berbatasan
dengan Kabupaten Boyolali dan Karanganyar, dan disebelah Selatan berbatasan
dengan Sukoharjo.
Mengenai penyebutan Kota Solo atau Sala, karena kesalahan pengucapan orang-orang
Eropa, lidah mereka kesulitan untuk mengucapkan kata “Sala” sehingga sering
menyebutnya sebagai kota “Solo”. Begitu pula banyak masyarakat juga menyebutnya
Kota Solo meskipun nama resminya adalah Kota Surakarta. Penamaan kota bagi
masyarakat Kota Solo tidak terlalu diperdebatkan, sebab bagi rakyat Solo nama
Surakarta juga diterima sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan karena nama
tersebut pemberian dari Baginda Sunan Pakubuana.
Solo berada diwilayah ekuatorial, hangat dan lembab sepanjang tahun. Temperatur
udara rata-rata dikota Solo yaitu 280C dengan curah hujan yang cukup
setiap tahunnya. Mata pencaharian masyarakat Kota Solo sebagian besar ada
dibidang industri dan perdagangan. Solo memiliki beberapa pabrik yang
mempekerjakan karyawan dalam jumlah besar antara lain Sritex dan Konimex.
Selain itu masih ada banyak pabrik salah satunya industri batik yang menjadi
khas Solo.
Berbagai macam mata pencaharian dikota Solo salah satunya adalah petani dan
nelayan. Pertanian merupakan salah satu usaha untuk mengolah suatu lahan. Jawa tengah
merupakan provinsi penyandang pangan nasional, terutama padi. Sebagian besar
tempat bertani adalah persawahan yang ditanami oleh padi dan palawija apabila
datang musim kemarau. Nelayan merupakan pekerjaan dimana kita harus mengaerti kondisi laut, mulai
dari iklim, cuaca, arah angin, dan kondisi perairan sebelum melaut. Letak Geografis
Jawa Tengah adalah bagian Utara dibatasai perairan pulau Jawa dan bagian Selatan
adalah Samudra Hindia. Potensi perikanan ini sangat besar karena 17 dari 35
kabupaten/kota di Jawa Tengah memiliki wilayah laut. Daerah pantai Utara
meliputi 13 kabupaten/kota, dan bagian pantai Selatan meliputi 4
kabupaten/kota.
Dari letak geografisnya, diwilayah Jawa tengah selain
pertanian, banyak juga penduduk yang tinggal dipesisir pantai yang bermata
pencaharian sebagai nelaya, dan karena kota Solo memiliki budaya yang kental,
banyak penduduk juga menggeluti usaha dibidang kerajinan batik, gerabah, ukir,
dan logam.
Sentra produksi barik di Jawa Tengah banyak dijumpai di Pekalongan,
solo/Surakarta, dan Lasem.
Batik Solo bercorak Geometris kecil-kecil dan warnanya cenderung gelap.
Batik Pekalongan memiliki corak warna yang banyak. Corak batik Lasem dipengaruhi
oleh gabungan budaya Tionghoamdan budaya Keraton Solo dan Yogyakarta. Gerabah merupakan
barang-barang yang terbuta dari tanah liat yang dibakar dengan suhu 3500C – 10000C.
Gerabah mulai dikenal di Indoneia pada abad ke-11 pada masa bercocok tanam. Bentuk barangnya
pun masih sederhana. Fungsi gerabah bukan hanya untuk kebutuhan sehri-hari
tetapi juga digunakan dalam upacara penguburan. Jamu merupakan campuran dari
beberapa bahan tradisional yang pada zaman dulu digunakan sebagai obat atau
perawatan kesehatan dan kecantikan bagi rakyat Jawa. Awal mulanya, jamu hanya
dikenal dilingkungan keraton, seiring perkembangan zaman, orang-orang keraton
mulai mengajarkan cara meracik jamu kepada masyarakat luar. Masih banyak lagi kebudayaan di Kota Solo yang bisa juga menjadi sumber mata pencaharian penduduk Kota Solo sendiri.
Referensi
(Diakses pada Minggu, 15 Juni 2019 Pukul 08.00 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar