Wild Dancing Thanksgivng Turkey

Jumat, 19 Oktober 2018

Sejarah Fintech


FinTech

Era teknologi merupakan era dimana kehidupan dan aktivitas masyarakat akan lebih mudah dan efektif dikarenakan peran dunia digital yang sangat membantu masyarakat dalam mengerjakan sesuatu. Saat ini, tidak lagi kita mengerjakan apapun dengan manual dan harus pergi jauh untuk membayar sesuatu. Banyak fasilitas yang dapat kita gunakan untuk memudahkan itu semua.
Apa itu FinTech? FinTech adalah kependekan dari Financial dan Technology yang artinya sebuah inovasi didalam bidang jasa keuangan. Keberadaan FinTech bertujuan untuk membuat masyarakat merasa lebih mudah dalam mengakses produk-produk keuangan, transaksi dan juga meningkatkan literasi keuangan. Beberapa produk FinTech yang saat ini banyak digunakan adalah : Mobile banking, rekening ponsel, e-banking, dll.FinTech menggunakan teknologi dan software untuk menyediakan layanan finansial yang lebih efisien. Salah satu yang menari perhatian ditahun 2016 adalah e-money.


Awal mula FinTech di Dunia

FinTech pertama kali muncul diawali dengan kemajuan teknologi industri. Perkembangan komputer beserta jaringan internet di tahun 1966 membuka peluang besar bagi para pengusaha finansial untuk mengembangkan bisnis secara global.
Di era 80án, bank mulai menggunakan sistem pencatatan data yang mudah diakses melalui jaringan komputer. Dari sinilah, cikal bakal FinTech dimulai dengan munculnya pula back office bank beserta fasilitas permodalan lainnya. Pada tahun 1982, E-Trade membawa FinTech menuju arah yang lebih baik dengan mengizinkan sistem perbankan secara elektronik untuk investor. Model finansial ini semakin ramai digunakan berkat pertumbuhannya pada 1990. Salah satunya karena saham online yang dapat memudahkan investor untuk menanamkan modal.
Tahun 1998 adalah masa ketika bank mulai mengenalkan online banking untuk para nasabahnya. FinTech pun menjadi primadona di masyarakat luas. Pembayaran yang praktis dan jauh berbeda dengan metode pembayaran konvensional membuat perkembangan FinTech semakin gencar. Layanan finansial yang lebih efisien dengan menggunakan teknologi dan software dapat dengan mudah diraih dengan FinTech.

Di Indonesia FinTech pun menarik perhatian masyarakat. Banyak lembaga yang ingin bekerjasama dengan FinTech Indonesia. Beberapa alasan digemarinya Fintech di Indonesia :
·         FinTech memudahkan masyarakat dalam melakukan proses online menjadi cepat dan mudah.
·         Banyak masyarakat yang terinspirasi dengan majunya usaha berbasis teknologi.
·         FinTech dianggap usaha yang lebih fleksibel dibanding dengan bisnis konvensional yang lain.
·         Memenuhi kebutuhan masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan secara online.

1.      Payment, Clearing, dan Settiement. Ini merupakan layanan sistem pembayaran baik yang diselenggarakan industri perbankan maupun Bank Indonesia. Contoh : Kartuku, Doku, iPaymu, Finnet, Xendit, dll.
2.      E-aggregator. Brtujuan untuk mengumpulkan dan mengolah data yang bisa dimanfaatkan konsumen untuk membantu pengambilan keputusan. Contoh : CekAja, Cermati, Kredit Gogo, Tunaiku, dll.
3.      Manajemen resiko dan investasi. Memberikan layanan seperti robo advisor. Contoh : Bareksa, Cekpremi, Rajapremi, dll.
4.      Peer to Peer Landing (P2L). FinTech ini mempertemukan antara pemberi pinjaman dan pencari pinjaman. Contoh : Koinworks.com, Amartha.com, DanaDidik.com, Crowdo.com, Investree.com, dll.

Salah satu FinTech yang berkembang pesat di Indonesia yaitu Shopee. Shopee merupakan aplikasi mobile commerce berbasis marketplace, media belanja online yang memudahkan masyarakat dalam membeli/menjual suatu barang.
Sejarah Shopee di Indonesia dimulai pada bulan Desember tahun 2015. Prestasi marketplace ini adalah keberhasilan promosi yang dalam waktu singkat, pengguna shopee tidak kalah banyak dari para pesaingnya. Tokoh penting di balik sejarah Shopee adalah Chris Feng.
Chief Executive Officer Shopee, Chris Feng, mengatakan bahwa Shopee merupakan platform belanja online yang mengusung konsep sosial, di mana penggunanya tak hanya berfokus jual beli saja, tetapi juga bisa berinteraksi sesama pengguna lewat fitur pesan instan secara langsung.

Shopee berkantor pusat di Wisma 77 Tower 2 lantai 11, Jl. Letjen. S. Parman Kav. 77 Slipi, palmerah. Jakarta Barat, 11410.

Kelebihan yang dimiliki shopee:
1.      Barang yang dibeli lebih cepat sampai, karena shopee bekerja sama dengan layanan pengiriman barang yang terjamin.
2.      Banyak promo yang ditawari oleh shopee. Salah satu marketing shopee yang menarik bagi masyarakat.
3.      Adanya fitur chat yang membuat pembeli berinteraksi langsung dengan si penjual.
4.      Adanya fasilitas gratis ongkir dengan syarat tertentu.

Selain kelebihan, adapula kekurangan yang dimiliki Shopee :
1.      Adanya penjual yang tidak jujur, sehingga merugikan para pembeli.
2.      Susah diakses pada waktu tertentu.
3.      Slow respons dari beberapa penjual.
4.      Tampilan produk yang kadag kurang menarik.


Referensi :

(Diakses pada Kamis 18 Oktober 2018 pukul 19.30)

1 komentar:

Dani Wahyu mengatakan...

Thanks infonya. Oiya ngomongin fintech, saya tertarik banget waktu tau ada fintech yang namanya Danain. Pas saya cari tau lebih dalam, ternyata fintech itu kategorinya P2P Lending yang menggunakan jaminan emas dalam skema bisnisnya. Cerita awal mula berdirinya juga menarik banget. Lebih lengkapnya bisa temen-temen liat di sini ya: Sejarah platform Danain